Ukuran fonta
  • A-
  • A
  • A+
Warna situs
  • R
  • A
  • A
  • A
E-Learning UPY
  • Bahasa Indonesia ‎(id)‎ English ‎(en)‎
  • Masuk
Lewati ke konten utama

PIPS

  1. Beranda
  2. Kursus
  3. Pascasarjana PIPS
  4. PIPS
  • 1 (saat ini)
  • 2
  • » Laman selanjutnya
Pengembangan Teori Sosial
Victor Novianto
PIPS

Pengembangan Teori Sosial

1. Aksiologi Ilmu Sosial dan Makna Kegunaannya

Aksiologi sebagai cabang filsafat ilmu mengkaji nilai dan kegunaan dari suatu pengetahuan. Dalam konteks ilmu sosial, aksiologi mempersoalkan bukan hanya kebenaran ilmiah semata, tetapi juga kebermanfaatan sosialnya. Ilmu sosial tidak sekadar menjelaskan realitas, tetapi juga berperan aktif dalam transformasi masyarakat. Hal ini sejalan dengan pandangan Bung Hatta yang melihat ilmu sosial sebagai alat kritik dan pendorong perubahan sosial ke arah keadilan dan kemakmuran. Sebagaimana dikemukakan oleh Max Horkheimer (1972), ilmu sosial yang tidak berpihak pada emansipasi manusia adalah ilmu yang kehilangan ruh kritisnya. Oleh karena itu, ilmu sosial harus menjadi critical discourse dan applied science yang berguna dalam menyelesaikan masalah seperti kemiskinan, ketimpangan sosial, dan penindasan struktural.

2. Ilmu Sosial sebagai Ranah Multidisipliner

Istilah "ilmu sosial" menurut Ralf Dahrendorf merupakan konsep ambisius yang mencakup berbagai disiplin yang mempelajari masyarakat, mulai dari sosiologi, antropologi, psikologi sosial, ekonomi, politik hingga geografi. Ini menunjukkan bahwa ilmu sosial bersifat multidisipliner dan kompleks. Pendekatan multidisipliner ini selaras dengan gagasan Pierre Bourdieu (1990) tentang field theory yang menempatkan ilmu sosial dalam medan kekuasaan, simbol, dan struktur yang saling berinteraksi. Ilmu sosial juga menuntut sensitivitas kontekstual—apa yang berlaku di masyarakat Jawa belum tentu relevan di Papua atau NTT. Oleh karena itu, penerapan teori sosial Barat di Indonesia perlu dikaji ulang dengan mempertimbangkan konteks lokal (Comaroff & Comaroff, 2012).

3. Teori Sosial: Struktur, Fungsi, dan Relevansi Kontekstual

Teori sosial adalah perangkat konseptual yang berfungsi untuk menjelaskan fenomena sosial dan menyusun kerangka kerja penelitian (Kerlinger, 1973). Menurut Campbell (1966), teori terdiri dari definisi, deskripsi, dan penjelasan yang memungkinkan kita memahami “mengapa sesuatu terjadi sebagaimana adanya.” Fungsi teori dijelaskan lebih lanjut oleh Suppes (1974), yaitu sebagai alat prediksi, kontrol, dan penyederhanaan kompleksitas realitas sosial. Namun demikian, teori tidak bersifat mutlak—ia dinamis, berubah mengikuti perkembangan masyarakat. Oleh karena itu, teori sosial harus terus dimutakhirkan dan dikontekstualisasi. Dalam konteks Indonesia, misalnya, teori strukturalisme fungsional Talcott Parsons perlu dikritisi melalui pendekatan postkolonial (Spivak, 1988).

4. Teori Kritis dan Perkembangan Perspektif Kontemporer

Era postmodern dan kontemporer telah melahirkan beragam kritik terhadap teori sosial klasik. Foucault (1977) menunjukkan bagaimana kekuasaan bekerja melalui wacana dan institusi sosial. Habermas (1984) mengusulkan teori tindakan komunikatif sebagai jalan menuju rasionalitas yang lebih inklusif. Sementara itu, Touraine (1995) menekankan pentingnya gerakan sosial sebagai agen perubahan. Teori feminis juga turut memperkaya khasanah ilmu sosial dengan menyoroti marjinalisasi perempuan (Butler, 1990). Selain itu, pendekatan post-strukturalis Derrida mengusung dekonstruksi sebagai cara membaca realitas yang menolak makna tunggal. Semua ini menandai pergeseran epistemologis dari universalitas ke partikularitas, dari objektivitas ke polifoni kebenaran.

5. Kontribusi Ilmu Sosial dalam Dunia Nyata

Ilmu sosial tidak berhenti pada tataran teoritis, tetapi memiliki relevansi praktis yang nyata. Misalnya, dalam merancang kebijakan publik berbasis bukti, memperkuat partisipasi masyarakat, dan mengatasi ketimpangan struktural. Pengetahuan sosial harus berdialog dengan realitas dan merespons dinamika zaman. Seperti dikemukakan Althusser (1971), pengetahuan adalah bagian dari aparatus ideologis negara, namun bisa juga menjadi alat pembebasan bila dikritisi secara radikal. Oleh karena itu, pendidikan ilmu sosial harus menumbuhkan kesadaran kritis dan keberpihakan pada keadilan sosial.


Referensi Untuk Lebih Memahami Materi Kuliah

  1. Althusser, L. (1971). Ideology and Ideological State Apparatuses. Monthly Review Press.

  2. Bourdieu, P. (1990). The Logic of Practice. Stanford University Press.

  3. Butler, J. (1990). Gender Trouble: Feminism and the Subversion of Identity. Routledge.

  4. Campbell, D. T. (1966). Pattern Matching as an Essential in Scientific Inquiry. Psychological Review, 67(2), 121–140.

  5. Comaroff, J., & Comaroff, J. L. (2012). Theory from the South: Or, How Euro-America is Evolving Toward Africa. Paradigm Publishers.

  6. Dahrendorf, R. (1959). Class and Class Conflict in Industrial Society. Stanford University Press.

  7. Foucault, M. (1977). Discipline and Punish: The Birth of the Prison. Pantheon Books.

  8. Habermas, J. (1984). The Theory of Communicative Action (Vol. 1). Beacon Press.

  9. Horkheimer, M. (1972). Critical Theory: Selected Essays. Herder and Herder.

  10. Kerlinger, F. N. (1973). Foundations of Behavioral Research. Holt, Rinehart and Winston.

  11. Spivak, G. C. (1988). Can the Subaltern Speak? In Marxism and the Interpretation of Culture. Macmillan.

  12. Touraine, A. (1995). Critique of Modernity. Blackwell.


Karya Ilmiah Tatap Muka ke-2
Tarto Tarto
PIPS

Karya Ilmiah Tatap Muka ke-2

Kajian Masalah Sosial Aktual
Gunawan Sridiyatmiko
PIPS

Kajian Masalah Sosial Aktual

Statistik
Esti Setiawati
PIPS

Statistik

Soal Ujian Akhir Karya Tulis Ilmiah
Tarto Tarto
PIPS

Soal Ujian Akhir Karya Tulis Ilmiah

Soal Ujian Akhir Proposal Penelitian
Tarto Tarto
PIPS

Soal Ujian Akhir Proposal Penelitian

Review Proposal Penulisan R & D
Tarto Tarto
PIPS

Review Proposal Penulisan R & D

Teknik Penulisan Artikel Untuk Jurnal Bereputasi
Tarto Tarto
PIPS

Teknik Penulisan Artikel Untuk Jurnal Bereputasi

Tugas Mandiri Proposal
Tarto Tarto
PIPS

Tugas Mandiri Proposal

Tugas Mandiri Karya Ilmiah
Tarto Tarto
PIPS

Tugas Mandiri Karya Ilmiah

Panduan pengerjaan Artikel
Tarto Tarto
PIPS

Panduan pengerjaan Artikel

Contoh Proposal Tesis halaman muka PTK
Tarto Tarto
PIPS

Contoh Proposal Tesis halaman muka PTK

Contoh Proposal Tesis halaman muka PTK
Tarto Tarto
PIPS

Contoh Proposal Tesis halaman muka PTK

Proposal Tesis
Tarto Tarto
PIPS

Proposal Tesis

Karya Tulis Ilmiah
Tarto Tarto
PIPS

Karya Tulis Ilmiah

Proposal Tesis Kualitatif
Tarto Tarto
PIPS

Proposal Tesis Kualitatif

Menulis Artikel Karya Ilmiah
Tarto Tarto
PIPS

Menulis Artikel Karya Ilmiah

Tips penulisan artikel
Tarto Tarto
PIPS

Tips penulisan artikel

Penelitian Kualitatif
Tarto Tarto
PIPS

Penelitian Kualitatif

Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Tarto Tarto
PIPS

Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

  • 1 (saat ini)
  • 2
  • » Laman selanjutnya
E-Learning UPY

E-Learning Universitas PGRI Yogyakarta adalah aplikasi e-learning yang di kembangkan di Universitas PGRI Yogyakarta sebagai sarana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan akan berkembangnya teknologi.

  • https://elearning.upy.ac.id
  • 0274376808
  • pptik@upy.ac.id

Link Terkait

  • Universitas PGRI Yogyakarta
  • Sistem Informasi Akademik
  • PPTIK
  • LPP
Ringkasan retensi data